Monday, August 26, 2024

REVIVAL : Nor my tongue utter deceit

Sajian makanan rohani yang lazat dan enak yang disediakan untuk kita semua. Ayuh kita menjamu selera bersama sajian surgawi ini.
🍳 🍳 πŸ‰ πŸ† πŸ‡ 🍈 🍐 πŸ‘ πŸ„ 🍎 🍏 🍌 🍦 🍧 🍨 🌭 🍟 πŸ” πŸ₯“ 🍱 🍣



REVIVAL : Nor my tongue utter deceit



Job 27:2-4
2 "As God lives, who has taken away my justice, And the Almighty, who has made my soul bitter,
3 As long as my breath is in me, And the breath of God in my nostrils,
4 My lips will not speak wickedness, Nor my tongue utter deceit.

Ayub 27:2-4 (TB)
2 "Demi Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memedihkan hatiku, 
3 selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam lubang hidungku, 
4 maka bibirku sungguh-sungguh tidak akan mengucapkan kecurangan, dan lidahku tidak akan melahirkan tipu daya.


Shalom dan salam Revival kepada saudara dan saudari sekalian. Hari yang ke #239. Tahukah anda bahawa walau sehebat apa sekalipun keadaan yang sedang kita alami, kita tidak seharusnya mengutuki Tuhan? Ayub berbicara sangat luhur tentang Allah, dengan menyebut Dia Allah yang hidup dan dengan berseru kepada-Nya sebagai satu-satunya Hakim yang berdaulat. Kita tidak dapat bersumpah demi seseorang yang lebih besar kerana tidak ada yang lebih besar daripada Dia, dan kerana itu merupakan penghinaan bagi Dia untuk bersumpah demi yang lain. 


🍞 ☕ Firman Tuhan hari ini adalah bagian dari perkataan Ayub yang menegaskan keteguhannya dalam mempertahankan integriti meskipun mengalami penderitaan yang luar biasa. Ayub mengekspresikan rasa frustrasi dan kecewanya kerana merasa tidak diperlakukan adil oleh Allah. Namun, di tengah rasa sakit dan penderitaannya, ia tetap berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran dan tidak akan mengucapkan kebohongan.


1. Kecewaan terhadap Ketidakadilan:

Ayub merasa bahwa Allah tidak memberikan keadilan yang dia harapkan. Dia mengakui bahwa hatinya pedih kerana penderitaan yang dia alami, yang dia rasakan sebagai akibat dari keputusan Allah. Ini mencerminkan perasaan manusia yang seringkali tidak memahami alasan di balik penderitaan mereka dan merasa seolah-olah Allah tidak adil.

2. Keteguhan dalam Menghadapi Penderitaan:

Meskipun merasa dikecewakan, Ayub menegaskan bahwa selama dia masih hidup dan bernafas, dia akan terus mempertahankan integritinya. Ini menunjukkan keteguhan iman Ayub, yang tidak tergoyahkan meskipun ia tidak memahami situasi yang dia hadapi. Dia berpegang teguh pada kebenaran dan tidak akan membiarkan penderitaan mempengaruhi integriti moralnya.

3. Komitmen untuk Tidak Berbohong:

Ayub menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan bibirnya mengucapkan kecurangan atau tipu daya. Ini adalah komitmen Ayub untuk menjaga kemurnian kata-katanya dan tetap setia kepada prinsip-prinsip kebenaran, meskipun dia merasa ditinggalkan oleh Allah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya integriti bagi Ayub, yang lebih memilih kebenaran daripada mengucapkan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinannya.

πŸ“Mari kita lihat apa yang dapat kita pelajari dari Firman Tuhan ini.

✅ Berpegang pada Kebenaran di Tengah Penderitaan:
Penderitaan seringkali membuat kita merasa tertekan dan cenderung menyimpang dari kebenaran. Namun, Ayub mengajarkan kita untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran dan integriti, tidak peduli seberapa besar tekanan yang kita alami.

✅ Menjaga Integritas dalam Situasi Sulit:
Integritas adalah kualiti yang sangat penting dalam kehidupan. Meskipun keadaan mungkin membuat kita merasa tidak adil atau kecewa, kita harus tetap setia pada kebenaran dan tidak membiarkan situasi mengubah komitmen kita untuk hidup dalam kejujuran.

✅ Percaya Meski Tidak Memahami:
Ayub mungkin tidak mengerti mengapa dia harus mengalami penderitaan, namun dia memilih untuk tetap setia kepada Allah. Ini mengajarkan kita untuk percaya pada Allah bahkan ketika kita tidak mengerti rencana-Nya atau merasa Dia tidak adil. Kepercayaan seperti ini adalah tanda dari iman yang dewasa.

πŸ‘‰ Petikan ini menunjukkan sisi manusiawi Ayub yang merasakan kekecewaan dan kepedihan, tetapi di sisi lain, ayat-ayat ini juga menonjolkan komitmen kuat Ayub untuk tetap hidup dalam kebenaran dan integriti. Meskipun dia merasa diperlakukan tidak adil oleh Allah, Ayub tidak membiarkan penderitaannya menjadi alasan untuk berbohong atau menyimpang dari kebenaran. Dari sini, kita belajar pentingnya menjaga integriti dan tetap berpegang pada kebenaran, bahkan dalam situasi paling sulit, serta mempercayai Allah meskipun rencana-Nya tidak selalu dapat kita pahami. Apakah respon kita hari ini...?


You are the revivalist...! 
#SpreadRevival #GreaterMovement 

Tuhan Memberkati...!

In His Majestic service,

†_=ShErKaRL KuGaN=_†
TFGM's Daily Devotion 
http://sherkarl.blogspot.com

** Selain daripada membaca renungan ini, saya menyarankan agar anda juga mengkaji, merenungkan serta menggali lebih dalam Firman Tuhan. Jika kamu diberkati lewat perkongsian ini, maka jadilah saluran berkat bagi mereka yang lain dengan mengongsikan berkat ini.**

No comments: