Sunday, April 18, 2021

Revival : Spiritual Crisis

Sarapan pagi yang lazat dan enak yang disediakan untuk kita semua. Ayuh kita menjamu selera bersama sajian surgawi ini.
🍳 🍳 🍉 🍆 🍇 🍈 🍐 🍑 🍄 🍎 🍏 🍌 🍦 🍧 🍨 🌭 🍟 🍔 🥓 🍱 🍣


Revival : Spiritual Crisis


1 Kings 19:3  And when he saw that, he arose and ran for his life, and went to Beersheba, which belongs to Judah, and left his servant there.

1 Raja-Raja 19:3 (BM)  Elia ketakutan, lalu dia dan hambanya lari ke Bersyeba di Yehuda. Elia meninggalkan hambanya di situ,


Shalom dan salam Revival kepada saudara dan saudari sekalian. Hari yang ke #108. Tahukah anda bahawa setiap kita pasti menghadapi krisis kerohanian? Elia seorang nabi yang memanggil api turun dari syurga, kini melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya dari Izebel. Ungkapan iman dan berbagai kemenangan adikodrati dalam pasal ini disusul ketakutan, pelarian untuk menyelamatkan diri, dan keputusasaan -- semuanya adalah akibat dari maksud Izebel untuk membunuhnya.

☕🍞 Apakah Izebel lebih hebat dari nabi-nabi Baal 🤔 🤔 🤔? Itu mungkin pertanyaan yang timbul dalam pikiran 💭 kita ketika membaca kisah ini. Betapa tidak, Elia yang dalam kisah sebelumnya secara luar biasa dan mengagumkan, menantang dan mengalahkan nabi-nabi Baal yang berjumlah 450. Bila mengamati pernyataan ancaman Izebel, ketakutan Elia sangat tidak masuk akal. Izebel mengatakan bahwa 'para allah akan menghukumnya'. Bukankah Baal sudah tidak berkutik lagi? Lalu apa makna ancaman Izebel? Dengan kata lain sebetulnya ancaman Izebel adalah kosong belaka. Keadaan ini memperlihatkan bahwa Elia tidak hanya ketakutan, tetapi juga kehilangan kemampuan berpikir secara nalar dan geografi untuk menganalisa pernyataan Izebel. Ketakutan dan keputusasaan Elia menunjukkan bahwa ia mengalami krisis rohani yang sangat berat dan hebat, sehingga pengenalan dan imannya kepada Allah sebagai sumber dan pusat dari segala sesuatu, sirna begitu saja. Krisis rohani membuat dia terputus dengan Sumber segala kehidupan. Kerana itu tidak heran jika kemudian ia ingin mati saja.

👉🏼 Elia pernah mengalami hal yang sama ketika ia takut dan putus asa saat menyadari kematiannya ada di depan mata. Penyebabnya kerana ia menyadari sebentar lagi kesempatan melayani Tuhan akan berakhir, sedangkan tugasnya masih jauh dari selesai. Ini diungkapkan Elia dengan membandingkan diri tidak lebih baik daripada nenek moyangnya (ayat 4). Meski mengalami takut dan putus asa karena menantang arus di zamannya, Elia percaya bahwa Tuhan yang menentukan hidupnya, bukan Izebel. Kepercayaan Elia menyebabkan pemeliharaan Tuhan semakin nyata dalam hidupnya. Bahkan Tuhan memberi kesempatan kepada Elia untuk lebih mengenal-Nya secara utuh di Gunung Horeb. Bagaimana dengan anda? Adakah anda juga sedang mengalami krisis rohani? Tetaplah percaya kepada Yesus. Hallelujah 🙌...! Apakah respon anda hari ini...?


You are the revivalist...! 
#SpreadRevival #GreaterMovement 

Tuhan Memberkati...!

In His Majestic service,

†_=ShErKaRL KuGaN=_†
TFGM's Daily Devotion 
http://sherkarl.blogspot.com

** Selain daripada membaca renungan ini, saya menyarankan agar anda juga mengaji, merenungkan serta menggali lebih dalam Firman Tuhan. Jika kamu diberkati lewat perkongsian ini, maka jadilah saluran berkat bagi mereka yang lain dengan mengongsikan berkat ini.**

No comments: