Tuesday, February 26, 2019

Revival : A Priest

Sarapan pagi yang lazat dan enak yang disediakan untuk kita semua. Ayuh kita menjamu selera bersama sajian surgawi ini.
🍳 🍳 🍉 🍆 🍇 🍈 🍐 🍑 🍄 🍎 🍏 🍌 🍦 🍧 🍨 🌭 🍟 🍔 🥓 🍱 🍣



Revival : A Priest


Job 1:4-5
4 And his sons would go and feast [in their] houses, each on his [appointed] day, and would send and invite their three sisters to eat and drink with them.
5 So it was, when the days of feasting had run their course, that Job would send and sanctify them, and he would rise early in the morning and offer burnt offerings [according to] the number of them all. For Job said, "It may be that my sons have sinned and cursed God in their hearts. " Thus Job did regularly.

Ayub 1:4-5 (TB)
4 Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka.
5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.



Shalom dan salam Revival kepada saudara dan saudari sekalian. Hari yang ke #57. Tahukah anda bahawa sebagai ibu bapa, kita memainkan peranan yang penting dalam membimbing anak-anak kita? Di dalam petikan ini saya melihat Ayub sebagai imam keluarga. Sebagai ibu bapa, kita harus mendidik hal² rohani kepada keluarga kita. Pribadi Ayub sendiri ialah seorang yang takut melakukan dosa. Seorang yang takut kepada Tuhan dan tidak mau melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Demikianlah dia mau mewariskannya kepada anak-anaknya. The greatest inheritance that we can give to our children is a righteous and blameless life. Supaya mereka tetap berjalan di dalam landasan iman yang benar.

☕ 🍞 Sedar akan Allahnya baik pada masa yang baik maupun yang tidak baik, Ayub dengan setia melaksanakan tugasnya sebagai imam dalam keluarganya. Ayub bukan sekadar melaksanakan tugas itu secara lahiriah sebab Ayub mengetahui bahawa akar dosa ada di dalam hati manusia  dan sebagai orang yang bukan sekadar moralis, Ayub mengetahui, kerana sudah dijelaskan dalam penyataan penebusan khusus, bahawa tidak ada pengampunan dosa tanpa penumpahan darah korban. Sebagai orang-tua yang beriman, Ayub sangat memperhatikan keadaan kesejahteraan rohani anak-anaknya. Ia memperhatikan kelakuan dan gaya hidup mereka, berdoa agar mereka terpelihara dari yang jahat dan mengalami berkat dan keselamatan Allah. Ayub menjadi contoh seorang ayah yang hatinya terarah kepada anak-anaknya dengan menyediakan waktu dan perhatian yang perlu agar mereka terhindar dari kehidupan yang berdosa.

Saudara dan saudari sekalian, keadaan rohani anak-anak kita bukan hanya bergantung di ibadah hari minggu, ibadah muda mudi maupun di sekolah minggu. Kerbergantungan kehidupan rohani anak-anak kita harus diterapkan dari rumah kita sejak mereka kecil lagi. Sebagai ibu bapa, kita harus memainkan peranan yang penting dalam pembentukan rohani anak-anak kita dan tidak boleh sepenuhnya berserah kepada sekolah minggu sahaja. Mezbah keluarga 👪 harus dibina. Persekutuan keluarga datang berdoa bersama harus dipupuk. Dengan cara ini, anak-anak Kita tidak akan terpesong daripada landasan iman yang benar dan pegangan iman mereka di dalam Yesus Kristus. Bagaimana dengan keadaan anak-anak kita? Apakah respon anda hari ini...?


You are the revivalist...!
#SpreadRevival #GreaterMovement

Tuhan Memberkati...!

In His Majestic service,

†_=ShErKaRL KuGaN=_†
TFGM's Daily Devotion
http://sherkarl.blogspot.com

** jika kamu diberkati lewat perkongsian ini, maka jadilah saluran berkat bagi mereka yang lain dengan mengongsikan berkat ini.**

No comments: